Karenanya, program ketahanan pangan dan pembangunan fisik direalisasikan secara bersamaan. Kendari program ketahanan pangan tidak bisa serta merta dijalankan, karena butuh pertimbangan matang untuk merealisasikannya.
Salah satunya potensi pekon dan masalah sumber saya manusia (SDM) pengelolanya.
Seperti dilakukan Pemerintah Pekon Napal yang kini merealisasikan program ketahanan pangan dengan budidaya usaha beternak kambing.
Saat dikonfirmasi media 'ZTV,
Syafruddin S.Pd.I, sebagai Kepala Pekon Napal, disela-sela rutinitasnya memaparkan program ketahanan pangan yang bersumber dari anggaran Dana Desa tahun 2025.
"Pemerintah pekon Napal, saat ini begitu serius merealisasikan program ketahanan pangan dengan mengalokasikan anggaran Rp. 205 juta. Anggaran ini digunakan untuk membeli 58 ekor kambing dan biaya operasional,"ucap Syafruddin
saat bincang santai di ruang kerjanya, Senin (13/10).
Diungkapkan Syafruddin S.Pd.I,, terkait budidaya usaha ternak kambing, pihaknya sudah mempertimbangkannya begitu juga telah dibahas dalam Musdus.
"Kami sudah pertimbangkan. Baik dari sisi potensi desa atau pekon maupun SDM-nya. Ketahanan pangan yang cocok adalah peternakan kambing,"katanya.
Menurut Syafruddin, Pekon Napal merupakan wilayah pegunungan yang mayoritas warga masyarakatnya selain bertani juga berternak hewan seperti ayam, sapi dan kambing.
"Jadi kalau budidaya pengembangan usaha peternakan kambing ini sangat cocok sekali bagi warga masyarakat Napal. Budidaya peternakan kambing ini juga merupakan langkah besar untuk mendiversifikasi ekonomi lokal dan memberdayakan masyarakat setempat, serta nantinya sebagai sumber pendapatan tambahan bagi penduduk Pekon Napal,"jelasnya.
Unit usaha ini, lanjut Syafruddin
dikelola oleh BUMDes Tirta Jaya dan saat ini pengelola unit usaha ternak 50 ekor kambing di Dusun Napal.
"50 ekor kambing yang dipelihara diberi pakan kombinasi khusus, berupa hijauan yang ditanam warga di area kandang kambing. Dengan pakan ini kebutuhan nutrisi kambing lebih terjaga,"ujarnya seraya mengatakan saat ini pengelola masih fokus terhadap pembesaran dan pengembangbiakan kambing, belum menyasar penjualannya.
“Kandang kambing dibuat komunal. Tapi, setiap populasinya disekat. Agar lebih terjaga, sehingga proses pembesarannya bisa lebih maksimal,”imbuhnya.
Sementara itu, Ketua BUMDes Tirta Jaya Pekon Napal, Iwan Setiawan saat dikonfirmasi membenarkan bahwa unit usaha pengembangan ternak kambing di kelola oleh BUMDes Tirta Jaya. Dan usaha ini juga merupakan sumber pendapatan tambahan bagi warga di sini.
"Kami yakin bahwa usaha ini, akan memberikan dampak positif bagi masyarakat Pekon Napal,"ucap Iwan saat bincang santai dengan awak media di Kantor Pekon Napal, Senin (14/10).
Menurut Iwan, selain menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. Kami juga berharap, dapat memberikan pemahaman tentang praktik pertanian yang berkelanjutan dengan pemanfaatan penanaman bibit pakan kambing berupa penghijauan.
"Ini adalah langkah penting menuju pertanian yang ramah lingkungan dan produktif,"ujarnya seraya mengatakan bahwa BUMDes Tirta Jaya berusaha untuk mendukung peternak lokal dalam meningkatkan produktivitas dan kesehatan ternak mereka, memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi masyarakat pekon.
Ia juga berharap, agar program ini dapat menjadi solusi produktif bagi warga masyarakat Pekon Napal yang memiliki minat dalam beternak kambing sekaligus memperkuat ketahanan pangan.
(Zainal)